Banyak dari kita menganggap bahwa suntikan botox hanya untuk menyamarkan tanda-tanda penuaan yang membandel. Namun ternyata, saat ini botox juga dimanfaatkan sebagai pengobatan berbagai kondisi medis kronis. Terbukti sejak tahun 2010, botox for migraines telah disetujui dan membantu banyak pasien penderita migrain kronis.
Efek Samping Botox untuk Migraine
Hasil uji klinis menyebutkan bahwa mengobati migrain kronis dengan botox terbukti dapat mengurangi jumlah hari sakit kepala daripada mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun, sebelum Anda memutuskan untuk memulai terapi botox for migraines, penting bagi Anda untuk memahami efek sampingnya:
1. Efek Samping Umum
Sejumah efek samping yang umum terjadi jika Anda menjalani terapi botox untuk migrain mencakup kemerahan, nyeri, atau bengkak di area suntikan. Selain itu, kemungkinan Anda akan mengalami kelelahan, mulut kering, atau memar. Leher yang terasa kaku juga merupakan efek samping yang kerap dilaporkan oleh pasien.
Baca Juga : Jenis-jenis Botox: Trapezium Botox dan Botox Bahu
Menurut sebuah studi pada tahun 2014, terdapat sekitar 4,3% pasien yang mengeluhkan nyeri leher. Sedangkan nyeri pada area suntikan, kelopak mata yang turun, dan otot melemah dialami oleh sekitar 2,1% pasien.
Namun jangan khawatir karena efek samping ini biasanya tidak bertahan lama, hanya berlangsung 1 – 2 hari setelah perawatan. Jika Anda mencari solusi untuk mengatasi migrain akut yang mengganggu, Privee Clinic menyediakan perawatan botox for migraines yang terbukti efektif.
2. Efek Samping Jangka Panjang
Kelemahan otot adalah salah satu efek samping jangka panjang suntikan botox untuk migrain, meskipun jarang terjadi. Hal ini terjadi karena botox bekerja dengan menghambat sinyal saraf yang dapat memicu kontraksi otot, sehingga menyebabkan alis tampak turun atau tidak simetris. Efek samping ini biasanya berlangsung lebih lama, sekitar beberapa minggu setelah suntikan.
Baca Juga : Botox Rahang: Pantangan dan Efek Sampingnya
3. Efek Samping Serius
Meski sangat jarang terjadi, Anda perlu mempertimbangkan adanya potensi efek samping yang lebih serius. Beberapa di antaranya adalah penglihatan kabur, pembengkakan pada lidah atau tenggorokan, kesulitan berbicara atau menelan, sulit bernapas, serta ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung kemih
Bagaimana Cara Kerja Botox dalam Mengobati Migraine?
Botox bekerja dengan cara disuntikkan di sekitar serabut nyeri yang menyebabkan sakit kepala migrain. Setelah disuntikkan, botox akan masuk ke ujung saraf di sekitar lokasi suntikan dan menghambat pelepasan zat kimia yang berfungsi mengirimkan sinyal nyeri.
Dengan menghalangi pelepasan zat-zat kimia tersebut, botox membantu mencegah aktivasi pusat nyeri di otak, sehingga mencegah migrain sebelum gejalanya muncul. Akan tetapi, hasil dari perawatan botox ini tidak bisa langsung dirasakan.
Diperlukan beberapa sesi perawatan untuk mendapatkan hasil yang nyata. Menurut Dr. Andrew Blumenfeld (direktur di The Headache Center of Southern California), manfaat botox semakin terasa setelah perawatan ke-2 dan ke-3.
Umumnya, setiap sesi perawatan dilakukan antara 10 – 12 minggu sekali dan banyak pasien melaporkan bahwa dua sesi perawatan mampu mengurangi frekuensi hari migrain hingga 50%. Biasanya diperlukan sekitar 30 – 40 suntikan botox di kedua sisi kepala.
Jika migrain Anda lebih sering terasa di satu titik tertentu, mungkin dokter akan memberikan beberapa suntikan tambahan di area tersebut. Sebelum menjalankan sesi perawatan botox, pastikan Anda mendapatkan perawatan dari dokter yang ahli dan khusus menangani botox untuk migrain, bukan untuk keperluan kecantikan.
Jika Anda tertarik untuk mencoba perawatan ini, Privee Clinic adalah pilihan yang tepat. Dengan tim medis yang berpengalaman dalam perawatan botox khusus migrain, Anda bisa mendapatkan treatment yang aman dengan hasil lebih optimal.
Segera hubungi kontak kami untuk berkonsultasi lebih lanjut mengenai keluhan migrain Anda. Dapatkan juga berbagai tips dan informasi menarik lainnya seputar kecantikan di blog kami.